Bismillah. . . ^^ 
Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia  menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang  disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan  derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada  umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa  Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap  Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang  ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya.  Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus  semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat  keras.”
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka  segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang  tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya  seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),
“Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu  sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai  Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu?  Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga  keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab  hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang  sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud  dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena  engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan  pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla,  cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah.  Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan  dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”
Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau  adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah  diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu  dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang  engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya,  tiadalah aku berani menyembunyikannya.”
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya  Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur  leburlah badanku menjadi abu.”
Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam  hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya  agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi  perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.”
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena  ketakutan. Sambung Iblis, “Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah  diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan  suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru  karena dicegah oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku  cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau  berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk  agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir,  murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan  benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di  dalamnya bersamaku.”
 
Pertanyaan Nabi (2):
“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”
Jawab Iblis:
“Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya  kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih  yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat,  terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta  benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya  supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.
Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan.  Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan  minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan  malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu  maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan  zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari  uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau  berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya.  Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil  isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur,  megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan  gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka  setiap saat.”
 
Pertanyaan Nabi (3):
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak  mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa  yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa  yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan  matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan  anggota badanmu?”
Jawab Iblis:
“Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga.  Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya.  Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua  seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke satu  langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama  sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di  dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi  Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu,  kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan  wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan  kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di  syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah  seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam  memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia.  Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di  Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian  kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu  pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga  Hari Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah  dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang  menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka.  Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain daripada  apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga  tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh  Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat  yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga  hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang  menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu  dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala  tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut.”
Pertanyaan Nabi (4):
“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis:
“Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir  juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika  tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala.  Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku”
Pertanyaan Nabi (5):
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang  sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang  manusia, pada setiap anggota badannya.
Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas  sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan  dunia yang ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya,  hilang khusyuknya – matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya  senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain.  Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya  dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam  hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa  kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda  manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat  hukuman.”
Pertanyaan Nabi (6):
“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya.”
Pertanyaan Nabi (7):
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya.”
Pertanyaan Nabi (8):
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku.  Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan  Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang  yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan  digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya  selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit  dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya  siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi  kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab  neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga  dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang  bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu  mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan  garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu  dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan  ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain  telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku  dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri  telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur  seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan  biasa.”
 
Pertanyaan Nabi (9):
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis:
“Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar – besar seteruku. Tiada upayaku  melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka.  Karena engkau sendiri telah berkata: “Seluruh sahabatku adalah seperti  bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat  petunjuk.”
Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat  mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya  atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri  telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal  kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar.  Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan  anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-haditsmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena  dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika  aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena  sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah  mengatakan, “Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh  menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai  membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya  senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu  orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena  taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya  karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan,  “Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau  kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti  pahala Usman mati syahid.”
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan  gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya.  Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua  mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah  golongan orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan  kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu’ –  dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau  sendiri berkata, “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya.”  Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri kepadanya.”
Pertanyaan Nabi (10):
“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang  menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada  manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya  seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita  akhirat.” Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar,  syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan  kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan  harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu  masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku  hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang  kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat,  tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.
Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia  menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang  tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak  sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya  asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan  menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan  maksiat, tempat judi dan perempuan lacur.”
Pertanyaan Nabi (11):
“Siapa yang serupa dengan engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam.”
Pertanyaan Nabi (12):
“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji.”
Pertanyaan Nabi (13):
“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa  pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya  tanpa dia sadari.”
Pertanyaan Nabi (14):
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa  pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan  bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan  benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada  pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena  kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa  membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka  makan, tiadalah merasa kenyang.”
Pertanyaan Nabi (15):
“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah,  menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil  air wudhu’, maka padamlah marahnya.”
Pertanyaan Nabi (16):
“Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?”
Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau  bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan  diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu.”
Pertanyaan Nabi (17):
“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka  (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan  dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar, maghrib  dan isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat.”
 
Pertanyaan Nabi (18):
“Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak  diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat  tengah malam.”
Pertanyaan Nabi (19):
“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya
”
Pertanyaan Nabi (20):
“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar kata mereka,  membantu makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah  bersabda,’Syurga itu di bawah tapak kaki ibu’”
 Semoga bisa menambah ilmu, yap . . . b^^
sumber : http://www.gangsadar.com/2011/01/20-tanya-jawab-rasulullah-dengan-iblis.html