Liburan memang selalu terasa indah, jika tak ada yang mengganggu tiap detik yang kau miliki dan rasanya akan rugi untuk diberikan pada siapapun. Terkesan pelit? Biarlah!!! Karena ternyata, fakta berkata lain. Huhuhuhu,
Well guys, hari itu tepat hari libur nasional yang juga tepat jatuh pada hari AHAD, owh damn… - - a
Tak masalah, finally that day was holiday!! Yeahh…
Hmmm, sebenarnya saya adalah orang yang tidak sepaham dengan istilah “hari libur adalah hari bermalas-malasan”, karena bermalas-malasan hampir memiliki makna analogi yang berarti tidak melakukan apa-apa. Setuju??? (Whatever). Walaupun, harus saya akui bahwa terkadang schedule yang saya buat untuk mengisi liburan tidak selamanya berjalan seirama(heheuuuweek)
Entah mengapa, sebut saja dia ‘dia’, selalu menggangu waktu-waktu berhargaku, dan hal terburuk yang ‘dia’ lakukan padaku hari itu adalah mempertemukan diriku dengan..... Grrrhhhh!!! cekidotzzzz
Jadi begini ceritanya:
‘dia’ memintaku untuk mengantarnya ke suatu tempat, walaupun dengan perasaan yang sangat malas(karena 'dia' sudah mengganggu liburanku) namun akhirnya saya dan ‘dia’ berhasil berada di jalan raya, menyusuri aspal-aspal dan detik itu juga saya bertemu dengan musuh bubuyutanku, POLUSI!! Heran yah, pagi-pagi gitu si polusi udah nongol aza. Bagaimana tidak, karena pagi itu juga sudah ada berpuluh-puluh kendaraan berlalu lalang tidak sabaran ingin sampai ke tujuan, yang ternyata (sudah lama ku ketahui) bahwa penyakit ‘tidak sabaran’ itu terkadang menularrrr…
Alhasil, pagi itu saya berhasil menjadi makhluk yang ditulari virus ‘tidak sabaran’ ditambah lagi musuh bubuyutan ‘polusi’ yang tersenyum manis menyesakkan+menyesatkan tepat di kedua lubang hidungku. Thanks God!
Hohoho, disini lah klimaks dari kisah ini sodara-sodara. Dari kejauhan, terlihat traffic lamp yang selalu setia beristirahat di tempat, walau hujan dan terik tak bosan-bosannya menghampiri dirinya, pagi itu traffic lamp terlihat manis ditambah dengan eye shadow hijau yang entah mengapa membuat hatiku girang(hmm, sepertinya pengaruh virus ‘tidak sabaran’, hehehe). Jujur, pagi itu sebelum aku hendak men starter si vega, perasaanku mendapatkan sedikit sinyal-sinyal akan bertemu dengan makhluk yang satu itu(yang-namanya-boleh-disebut-tapi-saya-ogah-!). masih dengan perasaan girang, sesegera mungkin ku hampiri si traffic lamp yang anggun dan sedikit tersenyum padanya sebelum ku begitu jauh melesat, namun ternyata Tuhan berkehendak lain, seketika senyumku memudar, digantikan dengan wajah yang sedikit me-merah(karena malu) dan dilanjut dengan wajah yang sedikit pucat (karena lapar, eh salah, maksudnya karena takut). Yah, pagi itu ia yang sering di panggil POLISI, mencegatku dengan kedua tangannya yang kekar, dan dengan sedikit menggertak menyuruhku segera turun dari vega.
Terjadi percakapan singkat:
Police: Liat lampu merah disitu, dek?
Me: #yaiyalah liat, wong kita udah saling melempar senyum…huww# iya liat, pak.
Police: nah, lain kali perhatikan baik-baik, kalau lampunya sudah merah, jangan jalan terus, dek!
Me: hahhhh??? (aku difitnah)
Police: ya sudah, sekarang coba perlihatkan STNK dan SIM nya.
Me: hahhhh???(lagi), (sambil memberikan STNK) #saya tidak punya SIM, pak!#
Police: SIM nya mana, dek?
Me: lupa dirumah, pak. #mulai bohong#
Police: kenapa bisa lupa, memangnya mau kemana?
Me: ke rumah sakit. #bohongnya berlanjut, bertujuan ingin meluluhkan hatinya pak P*LIS*#
#1, 10, 100, 1000 detik berlanjut…#
And finally, seperti cerita-cerita sinetron lainnya yang berjudul “polisi dan orang yang (terpaksa) ditilang”, sudah bisa tebak endingnya bagaimana khn? Apahh?? Oh iya, betull… mirip-mirip kalau lagi transaksi jual-beli di pasar noh!!! Huahahaha…
Bad holiday,
(dan sejak hari itu, saya pun bercita-cita ingin segera memiliki SIM, yang hingga detik ini belumm juga terwujud. Heheuuu)