Ababilisme dan Para Sekutunya

on Minggu, Juni 26, 2011

Dunia saya saat ini direcoki dengan kehadiran beberapa bocah. Sebut saja najwa/wawa(fotonya saya pinjam untuk foto profil saya), farhan/pa’ang dan ciara/cingcing(umurnya masih 18 bulan). Wawa dan pa’ang adalah adik sepupu saya yang merupakan siswa sekolah dasar dan bersekolah di satu sekolah yang sama. Pa’ang adalah senior dan wawa adalah juniornya. Nampaknya, mereka cukup kompak di waktu-waktu tertentu, selebihnya mereka begitu mesra bagaikan Tom and Jerry. Banyak hal yang selalu membuat mereka berseteru dan berujung pada adegan termehek-mehek yang diperankan apik oleh wawa. *why did the girls always cry in the end?*


Ada Yang Hilang Dari Dunia Mereka,
Pa'ang yang telah kehilangan ibunya, menjadikannya cukup dimanja oleh Ayahnya. Hingga kamarnya kini, lebih cocok dengan sebutan Gudang Mainan. yah, salah satu cara ayahnya untuk membuat pa'ang senang adalah dengan membelikan mainan apapun yang ia inginkan. Saya speechless...

Sekitar 10 bulan yang lalu, tetangga saya membuka usaha warnet plus game online, sebuah kesalahan besar menurut saya. karena, tetangga saya itu adalah tante kandung saya. dan sudah bisa ditebak? dua bocah itu bertransformasi menjadi hantu gentayangan yang mangkir di siang (kadang-kadang) hingga malam hari di warnet tersebut. Kembali, saya speechless...


Then I'm trying to explore my past,
Semua orang tua ingin melihat anaknya senang dan bahagia, bahkan mereka rela mengorbankan apapun demi anak-anak mereka. Sebuah kesyukuran, kebahagiaan yang saya dapatkandari orang tua saya adalah kesederhanaan, kebebasan , dan kepercayaan. Mereka mengajarkan pada saya tentang bahagia dengan kesederhanaan, tentang bahagia dengan kebebasan, dan tentang bahagia dengan kepercayaan. Yah, kesimpulannya saya bermain dengan manusia, kami menyatu bersama alam. Pohon, bunga, tanah, hujan dan matahari adalah sahabat setia kami. Langit yang terbuka lebar seakan Tuhan turut menyaksikan keasyikan kami bermain, Turut Tertawa bersama kami. Kebebasan yang luar biasa, dibalut dengan kepercayaan yang sangat. Mendapatkan kepercayaan dari orang tua adalah cukup dengan "sedikit" mengikuti aturan main mereka, sehingga tidak dijudge sebagai anak nakal. Mudah. bukan?. Yap, dunia saya dulu sangat jauh dari mainan modern, saya nyaris tidak menyapanya walopun saya sangat mengenalnya.


Jangan salahkan Dunia yang beranjak Dewasa...
Jika ada yang beranggapan bahwa saat ini kita hidup di dunia dengan kecanggihan tekhnology yang luar biasa, sepertinya itu keliru. Karena, tokoh kartun DORAEMON sebenarnya sedang kembali ke masa lalu nya, masa saat ini. Ia dilempar dimari untuk membantu kakek Nobita, dimana dunia sebenanya adalah Ia berada pada tahun 2112, yang dalam Filmnya menggambarkan kehidupan manusia yang super duper canggih kuadrat. (Film sejarah Lahirnya Doraemon).
Terlepas dari Dunia Doraemaon, saat ini kita tidak bisa menutup mata dan telinga kita tentang berbagai hal yang easy to use dan cukup memberi efek yang berbahaya untuk anak-anak(bocah) dan remaja labil. Termasuk Tekhnology tentunya, diperlukan pengarahan dan pengawasan khusus. Karena, menurut saya tidak begitu berlebihan jika orang-orang dewasa(mungkin kamu yang sedang membaca) membuka/menonton konten-konten "dewasa" lewat internet.(tentunya sesuai dengan takaran dokter! wkwkwkwk) tapi itu menjadi aneh(that's not our style/culture) ketika bocah-bocah atau remaja-remaja tanggung yang asyik menontonnya lewat internet. (sumber: Trans TV). Miris, and I speechless again...



Tunjukan Pada Dunia, Bahwa CITA-CITA kita BESAR...
Ketika musuh-musuh kita terus merencanakan cara untuk menguasai dunia hingga melupakan waktu tidur mereka, kita malah terlelap bersama gerlapnya Dunia. Berdendang bersama santai, masi mampu terbahak pada pijakan yang mungkin sebentar lagi akan menghadapi Sakaratul mautnya. Apa yang membuat kalian begitu yakin dengan kemerdekaan??? Don't You ever Think It would be happen again??? Para penjajah itu tidak pernah puas. slowly but surely. Kita boleh kecewa saat ini, kecewa pada kebobrokan di berbagai lini. Kita pun boleh benci, membencilah hingga membuat dirimu termotivasi demi mewujudkan berjuta mimpi.


Ya Tuhan, jauhkan lah hamba dari virus ababilisme, hedonisme, fesbukanisme, dahsyatisme, the ringsisme, bebeanisme, arti sahabatisme... Amin

27 komentar:

Arif Bayu Saputra mengatakan...

suatu pola mendidik anak yang salah, yah saya doakan aja semoga kelak sang orang tua mengubah pola mendidik anaknya demi masa depannya kelak

M. Hudatullah mengatakan...

siapa yang anda maksud dengan musuh-musuh kita dan penjajah itu di sini? hahaha..

well, I agree...
tapi kamu juga punya tanggung jawab dung untuk menjauhkan mereka dari pornography. kamu kan yang terdekat dengan mereka? hehehe

Tiara Putri mengatakan...

Iyap ... dulu saya maennya congklak, engkle dan permainan tradisional lainnya, sekarang adek saya fesbukan sama tetangga, haduh.

Yap dan kini kita sedang dijajah kembali, dengan cara tersembunyi tapi sepertinya lebih ampuh, semoga dengan semakin canggihnya hari, Indonesia tetap tidak akan kehilangan jati dirinya ya, amien.

Adryan Nurdien mengatakan...

memang itulah dampak negatif yang paling terasa dari teknologi.. semakin membuat manusia lupa akan kehidupannya..

apalagi kalau anak kecil.. kita tidak tau masa depan mereka nantinya..

Gaphe mengatakan...

ini berarti anak2 sekarang lebih canggih ya.. lebih modern, mainannya aja udah kayak orang dewasa gitu. belom tontonannya juga kan. nah,kalo dah gini sebenernya kudu orang tuanya yang tegas...

jadi in this case, kita sebagai orang tua wajib mendidik anak dengan benar.

#kita?? elu aja kali.. hehehe

koskakiungu mengatakan...

(Arief)) : yep, menjadi orang tua ternyata tidaklah mudah...

((huda tula)) : terlalu banyak "musuh-musuh kita dan penjajah", nanti kita bicara lewat telfon yah! *lho?

iya koq, si wawa dan pa'ang udah ta' bina! (binasakan) :D

((tiara)) : hoho,yg penting di awasi aja ti' adeknya. yep, lebih tepatnya (mungkin) perang pemikiran. lucunya, kita nggak sadar2 juga klw udah diperangin. :x

((Nurdien)) : berarti perlu untuk menjaga kesadaran ya, dien? saya juga binun neh, mengharapkan sebuah perubahan besar..

((Gaphe)) : hiyehiyehiye, ada yg ngerasa udah tua niy... *ikutan ahhh, huwohoho*

Adryan Nurdien mengatakan...

intinya semua kembali kepada kesadaran diri masing2.. tapi susah juga kalau dari kecil sudah seperti itu.. karena perubahan itu tidak datang dari orang lain, tapi dari diri sendiri..

koskakiungu mengatakan...

((nurdien)) : iyoh, bisa ala biasa kan? makanya bisa ngelakuin hal2 positif krena biasa, begitu pun sebaliknya..

jinggalestari mengatakan...

Se pernah baca kalimat yang bilang bahwa semakin maju peradaban maka manusianya akan semakin mengalami kemunduran.entah itu moral,pikiran,dan lain2nya.yah semoga sja sih anak2 ke depan yg sbagai generasi penerus tdk melulu latah teknologi.
oyah tapi ABABIL kek sy masih dtemenin gak? (ABABIL - Agak BAlala BInti caLLeda).hihi

Muhammad A Vip mengatakan...

semoga kita selalu dibukakan jalan agar tetap bisa memperbaiki keadaan dan mendapati hari esok yang membahagiakan

Merliza mengatakan...

bloggolisme termasuk virus juga gak nih?!??!

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

koq gw ga ngeh yah lo ngomongin apaan? tapi sih jujur gw kasian aja liat anak-anak sekarang yang ga kayak jaman gw kecil dulu. sekarang anak2 lebih sering di depan monitor ketimbang di lapangan bermain. :(

dan gw juga sempet kaget denger anak di samping gw waktu lagi di internet. dia tau sinetron nada cinta. astafiruloh. ckckckck

adittyaregas mengatakan...

jujur gue prihatin bnaget sama anak" jaman sekarang... yg udah kelewat batas, sekarang anak SD saja gaya nya sama kaya anak SMA asstafirullah...

Tarry Kitty mengatakan...

Wah sama kaya aq dunk, jauh bngt ama mainan modern.Mainan plng mahal yg aq punya cm vidio game tanpa kaset. Jadi cm bs main supermario ama Tank. Itu pun oleh2 dr Arab hadiah dr majikan Ibukku.
Tapi bisa diliat hasilnya..... aq ama adeku malah jd manusia berguna (meskipun hanya buat keluarga) dibanding mereka yg dimanja dngn barang2 mahal.
So, musti hati2 dgn era masa kini. Pengawasan ortu sangat pntng dlm hal ini. :)

deewahjoedi mengatakan...

miris memang membayangkan mereka yang masih kecil, begitu lugunya waktu kecil...sebenarnya mereka punya tantangan hebat di depannya...they have to struggle all time...

tapi itu lah duia mereka, sekarang ini peran kita sekalipun sbagai keluarga jauh hanya bisa membimbing semampu kita..

:D

Opi mengatakan...

weeewww...iyo di'..anak2 jaman sekarang..kalo dipikir dulu itu mainannya anak2 cuma beklang (bekel toh), main tingko2 (sembunyi2 toh)..

sekarang, edddd, jadi parakang warnet semua..

ehh, baru ku tau ntu kaueh, kalo kepanjangannya ababil itu Agak BAlala BInti caLLeda..hhahha

Iskandar Dzulkarnain mengatakan...

biarkanlah mereka semua melengkapi dunia ini :P

Corat - Coret [Ria Nugroho] mengatakan...

sebenernya membuat anak bahagia gak perlu dengan cara membelikan apapun yg dia inginkan
ak dulu jg merasakannya rasanya tetap hampa walaupun sudah dibelikan berbagai macam mainan :P

I-one mengatakan...

ehhmmm...sebenarnya mereka begitu juga datangnya dari keluarga terdekat yang kurang bisa mendidik dengan benar.Saya yakin kalau anak itu diarahkan dengan benar pasti juga kearah yang benar.Thank postingannya

Unknown mengatakan...

waah, tulisan2 kamu bergizi bgt en serius bin kritis. jarang loh blogger yg style nulisnya kyk kamu:)

lam kenal yaa, aku juga di makassar:)

Adryan Nurdien mengatakan...

Fai, udah tuh tugasnya.. menurutmu gimana?

arev tyan mengatakan...

gw suka kata ini sobat:
'tunjukkan pada dunia,bahwa cita cita kita besar'
mantap!memang udah saatnya kita semua bangun dari keterpurukan

Penghuni 60 mengatakan...

amiiin, semoga terkabul ya doanya
:)

koskakiungu mengatakan...

((Jinggalestari)) : betul, spa yg bilang itu jimga? haha, pastimi. Ababil seperti kw bagus di pupuk, supaya rajin kw traktirka! :p

((Muh. A vip)): siap, Aamin.

((Merliza)) : jarang yah, klw blog buat ajang narsis. coz fungsinya mang beda ma fesbuk. :D makasi dah singggah!

((nuell)) : itu komentar kamu panjang? udah ngeh itu mah.. :)

((Adit)) : klw dari segi pemikiran,emang bnyak anak SD yg ud ngerti bnyak hal, tinggal perlu diarahin,dibina,dll.

((tarry)) : yop, absolutely peran ortu sangat important. :D

((deewah)) : dunia mereka yang indah itu tidak bisa di usik, sehingga biarkanlah dunia itu berjalan secara alami. sayangnya saat ini, kadang peran orang tua tidak mendukung.

((opi)) : baa, apamo. maen dendee..dendee..haha
iyoh itu istilah ABABIL untuk jingga (agak balala binti calleda) :x

((Jhon)) : bukan pelengkap, tapi mereka adalah bagian terpenting dari dunia ini. :)

((Rhia)) : iya betul, kadang ortu nggak kreatif juga. padahal anak2 tuh perlu di bujuk2 aja,gk perlu harus dibeliin mainan.

((i0ne)) : setuju bang! tareeekk bang! hehe, ^^v

((mayyadah)) : haahh?? serius binti kritis?? ommaigat!! *buruburupaketopeng*
btw, makasi di' mo datang blog ku! malu-malu ku gang...haha

((arev tyan)) : SO? wotsyugonnadu?? TALK LESS DO MORE, right??? *tooosss* :D

koskakiungu mengatakan...

((Penghuni 60)) : iyeekk, makasi. :)

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

iya juga yaaa? hehhehe

Asop mengatakan...

Yap! Saya harus tetap membatasi diri terhadap arus yang terjadi di dunia luar saat ini!