Mentari Makassar hari itu begitu menggila dan seakan-akan otak ini telah sukses dibuatnya mendidih. Saya dengan niat tulus menyusuri jalan-jalan kota Makassar guna mendatangi undangan yang dikirim langsung ke handphone saya melalui pesan singkat. Undangan itu berupa acara makan siang dan reunian teman-teman SMA. Jujur saya akui, saya punya banyak teman SMA dari berbagai jenis manusia (istilah kerennya GAUL), dan mereka-mereka ini teridentifikasi dalam kategori manusia-manusia yang selalu mengajak dalam kebaikan (istilah kerennya ALIM). Contohnya: waktu masih jaman SMA dulu, mereka suka ngajakin “yuk, sholat berjama’ah di musholla” atau “ikut diskusi islam, yuk!” dan masih banyak lagi. Waktu itu, balasan saya untuk ajakan-ajakan mereka hanya berupa senyuman yang sangat manis tapi ketika ajakan itu datang lagi, maka saya dengan serta merta menyambutnya. *Yah, itung-itung makan siang gratis…(eh???)*
####
Sesampainya saya dirumah itu *sambil ngelap keringat* terdengarlah suara-suara riuh yang beraneka ragam seakan berlomba ingin menampilkan ke-cirikhasan-nya(Girls…! - _-' ), tiba-tiba seorang diantaranya datang menyapa –namun tanpa mengeluarkan kata- segera menjabat erat tangan saya dan dengan mulusnya mendaratkan pipinya -CUPIKA-CUPIKI-, barulah setelah itu ia berkata segera saya menjawab “kaifa haluk?”sambil tersenyum manis saya menjawab “Alhamdulillah,baik”.
###
Ditengah-tengah menyantap santapan siang sambil sesekali bersenda gurau dengan teman-teman SMA, seorang senior yang ternyata juga datang di acara tersebut membuka percakapan yang menceritakan sebuah kisah dengan judul yang sedikit menggelitik (menurut saya), kira-kira judulnya itu tentang seseorang yang protes kepada Allah. What??? (Ini kalo’ jaman orde baru aja, pada nekat protes bakal dengan sukses dihilangkan dari muka bumi. Hee…). Lalu, kira-kira jenis protes apa yah, yang ia layangkan kepada Allah? Hmm, saya jadi penasaran… maka jadilah saya mendengarkan dengan khusyu kisah tersebut. Begini ceritanya…
“ suatu hari, ada seorang pemuda yang dengan kritisnya mempertanyakan 1 ayat Allah, menurut pemuda itu ayat tersebut berisi tentang ketidak-adilan yang dilakukan oleh Allah. Ayat tersebut menceritakan tentang suatu kaum yang mendapatkan adzab Allah tanpa terkecuali, padahal adzab Allah itu harusnya untuk orang-orang yang melakukan kemaksiatan saja. Nah, disinilah letak permasalahannya! Pemuda itu menganggap Allah telah melakukan ketidak-adilan, bukankah dalam kaum tersebut pasti terdapat orang-orang yang beriman? Lantas, mengapa mereka ikut terkena adzab Allah juga? Lalu, Allah membuat pemuda tersebut tertidur. Pemuda itu tidur dengan pulasnya hingga datanglah seekor semut dan menggigit tubuh sang pemuda yang sontak membuat pemuda itu terbangun karena sakitnya gigitan serangga kecil itu, ia pun marah sejadi-jadinya, -layaknya orang yang sedang kesurupan- ia memporak-porandakan sarang si semut lalu membunuh hampir seluruh isi sarang tersebut…”
###
Nah, terjawab sudah protes yang diutarakan oleh si pemuda. Bahwasanya, ketika seseorang sedang marah (melihat dari kisah pemuda dan semut barusan) sepertinya sangat sulit untuk meredam kemarahan hanya dengan membunuh 1 ekor semut saja, perasaan puas itu (istilah kerennya BALAS DENDAM) muncul setelah kita berhasil memusnahkan sarang si semut. *huwahahaha, ini kesimpulan versi saya pribadi*. Ini dia kesimpulan dari si senior:
“Bahwa Allah memang benar-benar akan mengazab suatu kaum jika sebagian besar kaum tersebut sudah sangat banyak melakukan kemaksiatan. TANPA TERKECUALI! So, sudah waktunya kita melakukan banyak kebaikan dan mengajak orang-orang melakukan kebaikan. Dengan begitu, kebaikan akan meraja-lela mengalahkan jumlah kemaksiatan di bumi kita yang tercinta ini. Jangan hanya sibuk memperbaiki diri abis itu ngerasa aman gak bakal terkena adzab Allah”.
>>> Kalau sekarang terjadi bencana, gak usah jauh-jauh nyari penyebabnya siapa, apa, bagaimana, dll??? Coz, satu hal yang menjadi penyebab pastinya itu karena kemaksiatan yang saat ini mulai sangat merajalela. Coba kita flashback, bencana Tsunami, Gempa Bumi, Tanah Longsong, dan Wabah Ulat Bulu, kira-kira kemaksiatan jenis apa yang telah dilakukan oleh mereka di sudut-sudut negeri ini? Saatnya introspeksi se-deeply deeply nya, coz we never know what’s Allah plan…